Takbir Keliling Tradisi Aturan dan Pelaksanaannya di Berbagai Daerah
Pengertian dan Tujuan Takbir
Keliling
Takbir keliling adalah tradisi umat Muslim di Indonesia yang
dilakukan pada malam menjelang Idul Fitri atau Idul Adha. Kegiatan ini
melibatkan sekelompok orang yang mengumandangkan takbir sambil berkeliling di
sekitar kampung, desa, atau lingkungan tertentu. Biasanya, peserta membawa alat
musik seperti kendang, rebana, atau bedug untuk mengiringi lantunan takbir.
Tujuan utama takbir keliling adalah mengagungkan Allah dan mengekspresikan rasa
syukur serta kebahagiaan menyambut hari raya.
Aturan Pelaksanaan Takbir Keliling
Pelaksanaan takbir keliling dapat bervariasi di setiap
daerah dan komunitas Muslim. Namun, secara umum, aturan pelaksanaannya meliputi:
- Mematuhi Aturan Pemerintah Setempat:
Pelaksanaan takbir keliling harus mengikuti ketentuan pemerintah daerah
dan menjaga ketertiban umum. Menteri Agama RI menekankan bahwa takbir
keliling diperbolehkan asalkan mematuhi aturan setempat dan menjaga ketertiban.
- Menjaga Ketertiban dan Keamanan:
Peserta diharapkan menjaga ketertiban selama pelaksanaan takbir keliling,
tidak mengganggu lalu lintas, dan memastikan keselamatan semua pihak yang
terlibat.
- Menjunjung Nilai Toleransi:
Dalam pelaksanaannya, peserta takbir keliling harus menghormati masyarakat
sekitar yang mungkin memiliki keyakinan atau aktivitas berbeda, sehingga
tercipta suasana harmonis.
Contoh Pelaksanaan Takbir Keliling
di Berbagai Daerah
Berbagai daerah di Indonesia memiliki tradisi unik dalam
melaksanakan takbir keliling:
- Yogyakarta: Masyarakat mengadakan acara
"Grebeg Syawal" yang melibatkan arak-arakan hasil bumi yang
disusun menyerupai gunungan, diiringi lantunan takbir, sebagai ungkapan
syukur atas rezeki yang diberikan.
- Pontianak: Warga menggelar tradisi
"Meriam Karbit" di sepanjang tepi Sungai Kapuas. Meriam yang
terbuat dari batang kayu besar ini dinyalakan secara bersamaan pada malam
takbir, menciptakan dentuman yang khas sebagai bagian dari perayaan Idul
Fitri.
- Dompu, Nusa Tenggara Barat:
Masyarakat menyalakan "Ilo Sanggari" atau lentera pada malam
takbiran. Tradisi ini dipercaya dapat mengundang malaikat dan roh leluhur
untuk memberikan berkah pada hari raya.
Penutup
Takbir keliling merupakan tradisi yang memperkaya budaya
Indonesia dalam merayakan hari raya. Dengan mematuhi aturan pemerintah
setempat, menjaga ketertiban, dan menjunjung nilai toleransi, tradisi ini dapat
terus dilestarikan sebagai wujud syukur dan kebersamaan umat Muslim.
0 comments